29 Jul 2009

☺ First Love (Chapter I )☺

“Sore itu sehabis jam kerja dikantor, aku melangkah keluar dari kantor dan menuju halte didepan kantor, kupandangi langit begitu hitam dan pekat, mendung dan air hujan setetes demi setetes jatuh tak terasa telah membasahi bajuku”. Langkah kaki ku semakin kupercepat agar tak semakin kehujanan. Sesampai ku dihalte, hujan semakin lebat dan suasana semakin dingin.


Ku hempaskan badan ku di kursi halte. Sambil menunggu bus, kubuka lagi buku komik detectiv conan yang belum sempat habis aku baca, aku semakin larut dalam alur ceritanya yang lucu tapi menegangkan. Ditengah keasyikkan ku membaca, namun entah mengapa aku merasa ada yang memperhatikan aku dari kerjauahan sana, semakin lama aku semakin yakin bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikan ku, kualihkan mataku padanya, memang iya, diujung halte sana ada seorang laki-laki yang sedang memperhatikan aku dengan seksama.. Namun kupalingkan mataku darinya dan aku pura-pura membaca lagi, “Siapa dia?, Tanya ku dalam hati Wajah tampak tidak asing bagiku. Wajah itu seperti begitu lekat dalam memori otakku. Tiba-tiba dia melangkah mendekati aku, semakin dekat dan semakin dekat, hingga dia berada tepat didepan ku. “Boleh aku duduk disini?, dia bertanya padaku.
Aku diam dan pura-pura tidak dengar, aku masih terus membaca dan tak peduli dengan kehadirannya. "Dira, boleh aku duduk disini?", Dia semakin menegaskan ucapannya dengan menyebutkan nama ku. Busyet dah..siapa orang ini, koq dia bisa tahu namaku ya?, aku semakin bertanya-tanya. Dengan rasa penasaran kuangkat wajahku dan kulihat wajah itu tersenyum pada ku. Deg..Deg, Subhanallah jantungku rasanya mau copot ketika kulihat wajah itu, wajah yang pernah menghiasi hari-hari remajaku dulu, Ya Allah apa benar wajah didepanku ini dia?, orang pertama yang mengenalkan arti cinta padaku. Kok rasanya
aku gak percaya masih bisa bertemu dengannya setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Wajah manisnya tidak banyak berubah, hanya kulitnya yang tampak lebih putih dan badannya lebih besar dan tegap. Dia masih sama seperti lima tahun yang lalu. “Dira, kamu benar dira kan?, aku tersentak dari lamunanku. Sambil tersenyum aku menjawab, iya aku dira. Dia menjabat tangan ku dan berkata : “Aku Dyon, masih kenal gak?”. “Gimana aku bisa melupakanmu dyon, kamu adalah cinta pertama dalam hidupku, jeritku dalam hati. Namun bibir ini tak mampu bergerak untuk menjawabnya, bibirku kelu. Kenangan lima tahun yang lalu segera menyeruak di pikiranku, seakan ingin mengembalikan memori lamaku tentang sosok dyon. Sosok yang pernah aku jatuhi cintaku padanya. Saat kenaikan kelas dua SMU kita bertemu, kebetulan kita satu kelas. Kamu begitu baik dan simpatik terhadapku. Entah mengapa selalu ada debar halus didada ini bila aku melihat wajahmu, senyummu yang begitu tulus telah membuatku kagum padamu. Itulah Awal perkenalan kita, kemudian kita bersahabat sampai pada suatu hari kamu menembakku, hmm..betapa bahagianya aku saat itu, kebahagiaan yang tidak mampu untuk aku ucapkan dengan kata-kata. Hubungan kita berjalan mulus dan pada akhirnya kita sama-sama lulus SMU, pada hari terakhir kita sekolah, kamu bilang kamu akan melanjutkan kuliahmu di Australia dan dengan terpaksa hubungan kitapun harus berakhir, rasanya bagai disambar petir ketika aku mendengar ucapanmu. Hubungan yang sudah kita bina dua tahun ini, harus berakhir karena kamu melanjutkan kuliah ke luar negeri, padahal aku masih sangat mencintaimu dan kamu juga bilang kalau kamu juga masih mencintaiku. Apa kita gak punya jalan lain untuk tetap mempertahankan hubungan kita ini, dyon?, pintaku. Maafkan aku dir, aku takut kuliahku terganggu bila aku terus mempertahankan hubungan ini, aku pasti selalu teringat dan rindu sama kamu. Maafkan aku ya dir, aku mohon kamu mengerti. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, aku pun berlalu sambil beruraian air mata, sebegitu tidak berartikah diriku, sampai kamu menganggapku sebagai pengganggu, tapi aku harus ikhlas menerima keputusanmu itu., mungkin itu yang terbaik untuk kita. Aku sangat kehilanganmu dan aku sangat berat melepaskanmu. Aku terpuruk, aku sakit hati dan aku kecewa, aku marah , aku sedih. Namun aku berusaha melupakanmu dengan menyibukkan diri di kampus baru ku. Dan setelah beberapa tahun berlalu dan sekarang kita baru bertemu lagi disini, dihalte ini. Aku takut luka lama itu terkuak kembali dengan kehadiranmu. Mataku mulai memanas, kukerjap-kerjap mataku agar buliran itu gak turun dari mataku.
“Dira, dia menyentuh bahuku dan lamunanku kembali terputus”. “Masih ingat ma aku tidak?”, dia bertanya kembali. Iya, tentu aku masih kenal sama kamu dyon, akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulutku. “Kenapa kamu bisa disini?, bukankah kamu dulu kuliah di Australia?”, Tanya ku. Kenapa ra, kok kedengarannya kamu tidak senang ya bertemu denganku lagi disini?. Uupps..aku jadi salah tingkah dengan ucapannya dan merasa gak enak hati. Apa nada suaraku masih kedengaran seperti orang marah ya?, tebakku dalam hati. Dengan terbata-bata aku menjawab, Hmm..bukan gitu kok yon, ya aku cuma heran aja kenapa kamu bisa disini. Oh gitu?. Iya, tapi sekarang aku dah pulang dan kerja di Indonesia. “Oiya..kamu kerja dimana ra?”, Tanya dia kemudian. Aku kerja disitu, tunjukku ke tempat kerjaku, kamu kerja dimana dyon?, tanya ku balik. Ah..aku hanya wiraswasta kecil-kecilan lah, namanya juga baru belajar berdagang, katanya sambil merendah. Hari semakin gelap dan hujan semakin deras, kulirik jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 18.00 dan sebentar lagi akan magrib. Aku harus buru-buru pulang, biar gak magrib dijalan.
“Kamu mau pulang ya dir?”, Tanya nya. Iya nih, dari tadi nunggu bus tapi penuh semua, mana bentar lagi udah mau magrib lagi. Pulang bareng aku yuk, mau gak?. Rumah kamu masih ditempat yang dulu kan, pas banget aku juga mau kearah yang sama. Nanti aku antar sampai kerumah.deh, ajaknya. Aduh, gak usah repot-repot yon, aku bisa pulang naik bus koq. Bentar lagi juga ada, kamu kalau mau pulang, pulang duluan aja, aku gak apa-apa kok, aku terus berupaya menghindar ajakan nya. Udah deh gak apa-apa, pulang bareng aku aja, aku gak bakal tega ninggalin kamu sendirian disini, mana bentar lagi udah mau malam, dia terus berusaha merayuku. Akhirnya aku leleh juga, kebayang yang gak-gak juga ne kalo tetap keukeuh di halte sendirian udah jam segini, takut bo. Dan akhirnya aku pulang bareng dia.
“Kok diam ra, napa?, takut ya pulang bareng aku, tanya nya.” Gak kok, napa mesti takut, emangnya kamu ada niat jelek sama aku?, jawabku balik. Dia tersenyum dan menjawab, ya nggak lah, aku cuma mau ngajak kamu makan dulu sebelum pulang, boleh gak?. OMG, teriakku dalam hati. Mau gak?, kalo gak mau aku gak bakal bawa pulang kamu, katanya sambil tersenyum nakal. Waduh..gimana ya?, kalo aku tolak, aku gak bakal pulang-pulang ne tapi kalo aku terima ntar malah gak enak?,jawabku. Lho gak enak kenapa?, tanya nya dengan penasaran. Ya nggak enak dengan istri kamu lah, jawabku. Dan hahahahahahahahahahahaha, dia malah tertawa terpingkal-pingkal sambil berkata, jadi tampang aku sekarang udah seperti tampang bapak-bapak ya dir?. Nah loh..aku juga jadi bingung, maksud kamu apa yon?. Kan tadi kamu bilang kalau kamu gak enak dengan istri ku, emangnya tampangku udah mirip tampang bapak-bapak ya?, loh emangnya kenapa?, salah?, tanyaku. Ya iyalah non, aku kan masih lajang, masa kamu bilang udah punya istri. Owh gitu..tanyaku sambil tersipu malu. Jadi gimana mau gak makan malam dulu bareng aku sebelum pulang?, tanya nya lagi. Kamu emang masih seperti dulu ya yon?, tanyaku. Apanya dir?. Suka ngerayu, jawabku. Ah..kamu bisa saja dir, jawabnya malu. Keceriaannya mencairkan hatiku yang telah beku dan entah mengapa aku merasa seperti kembali lagi dimasa dulu saat kami masih bersama.
Dia memarkirkan mobilnya dihalaman parkir sebuah restoran, dan membukakan pintu mobil untukku. Makan malam yang romantis, seperti layaknya sepasang kekasih, namun padahal kami hanya dua orang yang baru bertemu setelah sekian lama tak bertemu. Obrolan demi obrolan mengalir begitu saja dari bibir kami, suasana semakin hangat dan kemudia dia berkata, aku senang banget bisa berjumpa dengan kamu lagi ra, sungguh rasanya seperti mimpi. Telah lama rasanya aku menanti moment ini terjadi dan aku benar-benar bahagia. Kamu tau gak, setelah kita putus hidupku gak tenang, kemana pun aku pergi aku selalu ingat kamu, aku seperti merasa bersalah pada kamu dira dan aku ingin minta maaf sama kamu dan memperbaiki lagi kesalahanku yang lalu. Jujur dir, sampai saat ini aku masih mencintai dan menyayangi kamu sama seperti lima tahun yang lalu dan tidak ada yang dapat menggantikan posisimu dihati ku. Kamu tetap cinta pertama bagi ku. Aku hanya bisa terdiam dan gak mampu mengucapkan satu patah katapun. Semua seperti mengalir dengan apa adanya, tanpa bisa ku tampik bahwa aku pun masih merasakan hal yang sama dengannya. Mataku kembali menghangat dan rasanya cairan itu telah berlomba-lomba keluar dari mataku. Maafkan aku ya dir, maafkan aku , aku jahat ya sama kamu, aku selalu membuat kamu menangis ya dir. Cukup yon, kamu gak perlu menyalahkan dirimu sendiri, semua yang sudah terjadi bukan hanya salah kamu tapi salah kita berdua.
Dia meraih jemari tanganku dan mengecupnya, aku kangen kamu dir, aku kangen saat-saat masih bersama kamu dulu, ingin rasanya aku mengulang semua itu agar aku tak menyakiti hatimu dir, katanya. Sudah yon, stop kamu terus menyalahkan diri kamu terus, aku gak pernah menyalahkan kamu yon, aku terima semua ini dengan ikhlas. Jadi gak perlu kamu ungkit-ungkit lagi yon.Air mataku tak terbendung lagi, semuanya tumpah ruah dipipiku, seakan mengerti dan merasakan perasaan hatiku saat ini.
Setelah makan malam selesai, dia mengantarku sampai kerumah. Sebelum aku turun dari mobilnya, dia berkata, ra..masih adakah kesempatan kedua untukku?. Aku ingin memperbaiki semua kesalahan-kesalahan masa lalu ku, andai kamu mengizinkan.
Dyon, aku gak tau harus jawab apa sekarang?, tidak apa-apa dir, kamu bisa pikirkan jawabannya, aku beri kamu waktu untuk berfikir. Dan aku langsung melangkah keluar dari mobilnya dan langsung masuk rumah tanpa melihat nya lagi.
Ku baringkan tubuhku dikasur, sambil berusaha memjamkan mata tapi yang terbayang hanya wajahnya dan ucapannya saat mengantarkan aku pulang tadi, aku bingung dengan perasaanku sekarang, apa yang sedang terjadi?. Dan akupun terbuai dalam mimpiku tentang dia

5 Comment:

Haloooi!!!Terima kasih sudah membaca, silahkan tinggalkan commet ya teman-teman..tapi tolong jangan spam ya

 

Lia Lovaa Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang